Iklan

Iklan

Membangun Masa Depan Inklusif: Perempuan sebagai Agen Perubahan di Berbagai Sektor

07 Maret 2025, 7:24 PM WIB Last Updated 2025-03-07T11:24:31Z

MPR dan Wirawati Catur Panca Gelar Forum Patriotisme Perempuan Dari Sejarah hingga Masa Depan



RAKYATSATU.COM, JAKARTA – Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional, Wirawati Catur Panca bersama Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) mengadakan Forum Diskusi Aktual, Berbangsa, dan Bernegara bertajuk “Patriotisme Perempuan: Dulu, Kini, dan Nanti.” Acara ini bertujuan memperkuat peran perempuan dalam pembangunan bangsa serta membahas tantangan yang masih dihadapi dalam mencapai kesetaraan.  


Bertempat di Gedung MPR, forum ini dihadiri oleh berbagai tokoh perempuan dan pemangku kepentingan yang berkomitmen untuk mengangkat peran perempuan dalam sejarah dan masa depan Indonesia. 


Ketua Wirawati Catur Panca, Pia Feriasti Megananda, mengapresiasi dukungan Wakil Ketua MPR Dr. Lestari Moerdijat, S.S., M.M., dalam mendorong diskusi yang membahas kiprah perempuan dalam pembangunan.  

“Kehadiran kita di Gedung MPR hari ini memiliki makna mendalam, mengingat perjuangan bangsa yang harus terus dilanjutkan dengan melibatkan semua elemen masyarakat. Perempuan adalah bagian integral dari kemajuan tersebut,” ujar Pia Feriasti.  

Perempuan dalam Sejarah: Dari Ratu Kalinyamat hingga Masa Kini

Dalam forum ini, Lestari Moerdijat menyoroti kontribusi perempuan dalam sejarah Indonesia. Ia mencontohkan pengakuan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional pada 2023, yang membuktikan bahwa perempuan telah memainkan peran penting sejak lama.  

“Pasukan Portugis gentar menghadapi armada laut Ratu Kalinyamat yang jumlahnya ribuan. Sayangnya, setelah era kolonial, bangsa kita justru dilarang membangun kapal besar, padahal industri perkapalan saat itu berkembang pesat dengan peran signifikan dari perempuan,”jelasnya.  

Meskipun sejarah membuktikan peran besar perempuan, Lestari menekankan bahwa mereka masih menghadapi tantangan dalam meraih kesetaraan, baik dalam politik, ekonomi, maupun sosial.  

Tantangan Kesetaraan di Dunia Kerja

Ketua Dewan Pers, Dr. Ninik Rahayu, menyoroti diskriminasi gender yang masih terjadi di berbagai sektor, terutama di lingkungan kerja. Perempuan sering kali menghadapi **ketimpangan dalam kesempatan kerja, penggajian, promosi jabatan, serta pelecehan di tempat kerja.  

“Pemerintah, perusahaan, dan masyarakat perlu mendorong kebijakan inklusif guna menciptakan lingkungan kerja yang lebih setara,”tegas Ninik.  

Perempuan, Disabilitas, dan Ekonomi Berbasis Inklusi

Nicky Clara, seorang sosial entrepreneur di bidang fashion yang memberdayakan penyandang disabilitas, menekankan bahwa perempuan, terutama yang berkecimpung dalam UMKM, masih menghadapi banyak hambatan.  

“Memberdayakan satu perempuan berarti memberdayakan satu keluarga. Namun, kebijakan yang lebih inklusif masih sangat diperlukan,”_ujar Nicky.  

Masa Depan Perjuangan Perempuan Indonesia

Peneliti **BRIN, Irine Hiraswari Gayatri**, mengungkapkan bahwa dinamika feminisme di Indonesia mengalami berbagai tantangan, baik kemajuan maupun stagnasi. Menurutnya, interpretasi budaya dan agama kerap mempermanenkan ketimpangan gender, sehingga perjuangan perempuan masih panjang.  

Sementara itu, wartawan senior Saur Hutabarat menegaskan bahwa patriotisme perempuan bukan hanya soal mengangkat senjata, tetapi juga berkontribusi dalam pembangunan bangsa di berbagai bidang**.  


“Perempuan Indonesia telah membuktikan bahwa mereka mampu berjuang dalam berbagai situasi. Kini, tantangannya adalah memastikan perjuangan ini terus berlanjut dengan kebijakan yang inklusif dan kesadaran kolektif untuk menghapus diskriminasi,” tandasnya.  


Forum ini diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak perempuan untuk berperan aktif dalam membangun Indonesia yang lebih inklusif dan setara.(Ikhlas/Rls)
Komentar

Tampilkan

  • Membangun Masa Depan Inklusif: Perempuan sebagai Agen Perubahan di Berbagai Sektor
  • 0

Terkini

Iklan