Kuingat Ayah – Bundaku.
Oleh: BAHAKING RAMA.
Seseorang sering kali merasa sangat sedih jika mengingat jasa dan asuhan orang tuanya (ibu-bpk) sewatu masih kecil. Baik orang tuanya masih hipup, maupun sudah wafat (alfaatihah)
Kelong berikut menggambarkan tentang itu.
Punna battu pangngitungku / ᨄᨘᨊ ᨅᨈᨘ ᨄᨂᨗᨈᨘᨀᨘ
Rimanrongku ri manggeku ᨑᨗᨆᨑᨚᨀᨘ ᨑᨗᨆᨁᨙᨀᨘ
Rera tattappu atingku / ᨑᨙᨑ ᨈᨈᨄᨘ ᨕᨈᨗᨀᨘ
Narunang jene’ matangku / ᨊᨑᨘᨊ ᨍᨙᨊᨙ ᨆᨈᨀᨘ
Atri bebasnya. Kalau kuingat jasa dan pengorbanan ibu - ayahku mengasuh dan membesarkanku, sungguh selalu sangat sedih hatiku, sehingga air mata jatuh tak terasa.
Kelong ini mengandung nilai pendidikan, bahwa seorang anak berkewajiban mendo’akan orang tuanya. Salah satu amal jariyah setiap orang tua yang tidak akan putus pahalanya di akhirat, adalah do’a anak saleh.
“Apa bila anak cucu Adam meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do’a anak saleh (HR. Muslim dari Abu Hurairah ra.) Seorang anak, juga berkewajiban mendoakan keselamatan orang tuanya.
“Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu-papakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab – hari kiamat (QS. Ibrahim, 14:41) “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua (orang tua) dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (QS. Al-Isra,17: 24).
Perlu disadari untuk selalu mendo’akan keselamatan ibu-bapak. Peliharalah mereka dihari tuanya dan bahagiakan hidupnya.
Semoga, Aamiin.
Pao-pao Gowa, Ahad 9 Ramadan 1446 H / 9 Maret 2025 M.