SESAL KEMUDIAN TAK BERGUNA
Oleh: BAHAKING RAMA
Penyesalan atau menyesal lahir sebagai akibat dari perbuatan atau amal yang keliru dimasa lampau. Menyesal karena perbuatannya bertentangan dengan kebenaran atau ketentuan hukum yang berlaku. Penyesalan bisa terjadi dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat. Penyesalan di dunia bisa melahirkan kesadaran untuk bertaubat, tetapi bisa juga terjadi bunuh diri, atau lainnya.
Penyesalan di akhirat, bisa bermohon kepada Allah supaya dikembalikan ke dunia barang sesaat, untuk berbuat baik. Hal ini dapat dibaca firman Allah “Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata); Yaa Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin.” (QS. As-Sajdah, 32: 12)
Kalau seseorang timbul penyesalan atas kesalahannya dimasa lalu, maka penyesalan itu tidak bisa ditimpakan kepada orang lain. Dapat dilihat kelong berikut.
ᨔᨔᨒᨒᨆᨀᨚᨈᨘᨕ. /
Sassa’ lalang makontua (engkau menyesal)
ᨆᨗᨀ ᨊᨕᨗᨈᨚ ᨀᨚᨈᨉᨙ /
Mingka naimo kutadeng (tetapi kepada siapalah gerangan)
ᨒᨊᨘ ᨔᨑᨙᨕ /
Lanu sareang (yang akan diberikan penyesalan itu)
ᨄᨘᨊ ᨈᨀᨕᨘ ᨈᨚᨂᨂ /
Punna takau tongangnga (kalau bukan kepada dirimu sendiri)
Penyesalan akibat dari perbuatan salah dimasa lalu, tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain, tetapi harus dipikul sendiri. Nilai pendidikan yang dikandung antara lain adalah, mengajarkan kepada anak, bahwa segala perbuatan berdampak kepada diri sendiri (tidak bisa dipikulkan kepada orang lain), baik perbuatan baik, maupun perbuatan tidak baik. Oleh karena itu, penyesalan tidak ada gunanya? Dalam hubungan ini, dapat dilihat firman Allah “Atau, supaya (tidak) ada (pula) yang berkata ketika melihat azab, “Seandainya aku dapat kembali (ke dunia), tentu aku termasuk orang-orang yang muhsin.” (QS. Az-Zumar/39:58)
Dapat pula dilihat firman Allah “Pada hari itu tidak ada sama sekali orang yang dirugikan sedikit pun. Kamu tidak akan diberi balasan, kecuali atas apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Yaasiin, 36:54) Dapat pula dilihat QS. Al-Israa’/17:7 yang terjemahnya sebagai berikut
“Jika berbuat baik, (berarti) kamu telah berbuat baik untuk dirimu sendiri. Jika kamu berbuat jahat, (kerugian dari kejahatan) itu kembali kepada dirimu sendiri. Apabila datang saat (kerusakan) yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu, untuk memasuki masjid (Baitulmaqdis) sebagaimana memasukinya ketika pertama kali, dan untuk membinasakan apa saja yang mereka kuasai.”
Berbuat baiklah di dunia supaya tidak menyesal di akhirat nanti. Semoga.
Pao-pao Gowa, Senin 24 Ramadan 1446 H / 24 Maret, 2025 M.