RAKYATSATU.COM, BONE - Banyaknya keluh kesah masyarakat petani terkait penyerapan gabah petani oleh Bulog Bone di Kecamatan Mare Kabupaten Bone yang harganya Rp. 6.500 per kilogram masih ada ditolak dan adanya pemotongan pada neraca atau dacing timbangan, membuat Forkopincam Mare melakukan Rapat Koordinasi (Rakor) dengan pihak Bulog, dengan dihadiri kepala desa/lurah serta sejumlah ketua kelompok tani, di aula kantor Camat Mare, Jumat (14/3/2025).
Camat Mare, Andi Muhammad Hidayat Pananrangi menuturkan bahwa keluhan masyarakat terkait penolakan dan pemotongan berat timbangan serta keterlambatan armada Bulog Bone yang perlu dicarikan solusi.
"Segala sesuatunya harus dicarikan solusi dan itulah salah satu tujuan dari pertemuan kita ini bagaimana mencarikan solusi keluhan petani kita," ujar Andi Muhammad Hidayat Pananrangi.
Kepala Cabang Bulog Bone, Matriks P dalam penjelasannya menuturkan bahwa gabah kering panen yang dimaksud ini yang dibeli harga Rp. 6.500 adalah gabah yang bebas dari kotoran seperti kotoran ampas jerami/rumput, bebas dari sampah dan bebas dari sisa-sisa tanah dan batu-batuan.
Ia juga menegaskan bahwa selama ini tidak ada pemotongan dan penolakan gabah masyarakat oleh Bulog Bone. "Bukan menolak gabah petani tetapi memberikan kesempatan kepada petani untuk membersihkan dulu gabahnya daripada banyak pemotongan, khan itu merugikan petani sendiri," ujar Matriks P.
"Jadi kita membeli gabah dalam artian bahwa bebas dari ampas/kotoran jerami dn rumput, bebas dari sampah, bebas dari sisa-sisa tanah dan batu-batuan. Jika kita mendapatkan ada gabah yang banyak ampas jerami atau rumputnya maka tidak mungkin kita menyuruh petani mengayak gabahnya di sawah. Terkadang juga ada petani yang mengerti dan meminta sendiri dilakukan pemotongan timbangan," jelas Matriks P.
Ia juga menambahkan bahwa yang membuat lama pihaknya dalam meladeni adalah karena titik-titik lokasi yang berjauhan dan personel sangat kurang.
Untuk itu, pihaknya memanfaatkan kemitraan dari mitra pabrik dengan memberdayakan pengumpul dan wajib membeli gabah petani dengan harga Rp. 6.500.
"Saat ini solusi yang kami lakukan agar tidak.membuat gabah petani bermalam adalah bekerjasama dengan mitra pabrik dengan memberdayakan pengumpul tetapi mitra ini harus membuat Surat Pernyataan Pertanggungjawaban Mutlak (SPPJM) dan wajib membeli gabah petani dengan harga Rp. 6.500," tambah Matriks P.
"Selain itu, saat ini sudah ada pembeli dari luar (Bulog Sidrap dan Bulog Soppeng) yang membeli gabah di Bone dengan harga tidak boleh dibawah Rp. 6.500," tambahnya lagi.
Sedangkan Kepala Desa (Kades) Karella, Kecamatan Mare, Darwis M menuturkan bahwa ada oknum penimbang yang dari Bulog langsung mengatakan harus dipotong sekian kilogram (sekira 5 kg sekali timbang). Satu kali penimbangan maksimal dua (2) karung.
"Sewaktu gabah saya mau ditimbang atau dibeli pihak Bulog, tiba-tiba ada oknum dari Bulog langsung mengatakan harus dipotong sekian kilogram (sekira 5 kg sekali timbang). Satu kali penimbangan maksimal dua (2) karung," jelas Darwis M.
Ia juga mengharapkan agar tidak ada lagi gabah masyarakat yang bermalam di tengah sawah, sebab ketika gabah masyarakat bermalam akan menimbulkan kerugian masyarakat sebab gabah yang bermalam pasti akan menimbulkan noda seperti bintik-bintik hitam atau coklat.
Sementara itu Danramil 1407-15 Mare Kapten Inf Muh Arsyad menuturkan bahwa rakor ini bertujuan untuk mencarikan solusi segala permasalahan yang selama ini terjadi.
"Kita di sini tidak mencari pembenaran tetapi bagaimana mencarikan solusi masyarakat petani kita," ujarnya.
(Ikhlas/Rasul)