RAKYATSATU.COM, MAROS - Banjir yang melanda Kabupaten Maros tidak hanya merendam ribuan rumah, tetapi juga melumpuhkan akses utama antar kabupaten. Akibatnya, arus lalu lintas dari dan menuju Makassar, Maros, serta Pangkep mengalami kemacetan total hingga puluhan kilometer.
Kasat Lantas Polres Maros, Iptu Kamaluddin, S.H., mengungkapkan bahwa genangan air dengan ketinggian mencapai 50 sentimeter hingga 1 meter telah membuat sejumlah ruas jalan utama tidak dapat dilalui kendaraan.
“Ketinggian air yang cukup tinggi menyebabkan kendaraan tidak bisa melintas, sehingga lalu lintas terhenti total,” ujar Iptu Kamaluddin, Rabu (12/02/2024).
Beberapa ruas jalan yang terdampak banjir dan mengalami kemacetan parah meliputi:
- Jalan Poros Makassar-Maros, mulai dari Jalan Badoka hingga depan Kantor Bupati Maros.
- Jalan Poros Maros-Pangkep, dari perbatasan dengan Polres Pangkep.
- Jalan Poros Maros-Bone, dari Patunuang hingga depan Kantor Bupati Maros.
Saat ini, tidak ada jalur alternatif bagi kendaraan yang ingin melintas menuju Makassar atau sebaliknya. Bahkan, jalur melalui Moncongloe yang biasanya menjadi opsi lain juga telah tertutup banjir.
“Semua akses tertutup banjir, sehingga kendaraan yang melintas di Maros benar-benar terjebak tanpa pilihan jalur alternatif,” tambahnya.
Kemacetan ini telah terjadi sejak Selasa malam (11/02/2024) dan hingga saat ini kondisi masih belum membaik. Akibatnya, banyak warga yang terpaksa tertahan di berbagai titik.
Salah satu pengguna jalan, Fakil, warga Parepare yang baru tiba dari Jakarta, mengaku harus menginap di Grand Mall Maros karena tidak bisa melanjutkan perjalanan.
“Saya tiba di Maros sekitar pukul 01.00 dini hari dan terpaksa menginap di Grand Mall Maros karena lalu lintas lumpuh total sejak kemarin,” ungkap Fakil.
Senada dengan Fakil, Rahmat, seorang perantau yang baru pulang dari Jakarta menuju kampung halamannya di Parepare, juga mengungkapkan kesulitannya akibat banjir.
Dampak dari banjir ini tidak hanya dirasakan oleh warga Maros, tetapi juga para pengguna jalan yang melintasi jalur poros utama. Banyak masyarakat mengalami keterlambatan perjalanan, bahkan sebagian harus menunda kepulangan mereka.
Hingga saat ini, belum ada kepastian kapan kondisi lalu lintas akan kembali normal, mengingat intensitas banjir yang masih tinggi dan minimnya jalur alternatif yang bisa digunakan. (Ikhlas/Arul)