RAKYATSATU.COM, MAROS - Wakil Menteri Sosial, Agus Jabo Priyono, menghadiri acara puncak peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Acara ini menyoroti pentingnya semangat gotong royong dan pemberdayaan masyarakat sebagai upaya konkret untuk mengurangi angka kemiskinan di Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan bahwa pemberdayaan sosial adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang mandiri dan sejahtera. (20/12)
Wamensos menegaskan bahwa peringatan HKSN bukan hanya acara seremonial, melainkan momentum untuk mendorong aksi nyata pemberdayaan masyarakat. Ia menyampaikan instruksi dari Presiden dan Menteri Sosial agar fokus pada gotong royong, mitigasi bencana, dan program-program pengentasan kemiskinan yang berkelanjutan.
Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah kerja bakti membersihkan sungai dan saluran air guna mengantisipasi banjir selama musim penghujan.
Selain kegiatan mitigasi bencana, Wakil Menteri Sosial juga menyoroti pentingnya mengubah pola pikir masyarakat agar tidak bergantung pada bantuan sosial seperti PKH dan bansos.
Ia menekankan bahwa pemberdayaan ekonomi adalah solusi jangka panjang untuk mengatasi kemiskinan. Menurutnya, masyarakat yang produktif akan lebih berdaya dan mandiri secara ekonomi.
“Kita harus menyediakan lapangan kerja dan peluang usaha untuk masyarakat. Bagi yang mau bekerja, kita siapkan pekerjaan. Bagi yang mau berusaha, kita dukung dengan modal dan pelatihan. Tujuannya adalah agar masyarakat bisa keluar dari kemiskinan dan tidak terus-menerus menggantungkan diri pada bantuan sosial,” ujar Agus Jabo Priyono.
Wamensos juga menargetkan agar setiap pendamping PKH dapat menggraduasi minimal 10 keluarga miskin setiap tahun. Ini adalah langkah konkret untuk memastikan program PKH benar-benar membantu masyarakat keluar dari kemiskinan.
“Keberhasilan pendamping diukur dari seberapa banyak keluarga yang berhasil lulus dari program bantuan dan menjadi mandiri,” tegasnya.
Dalam acara tersebut, Kemensos juga menyoroti pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk PT Pos Indonesia dan Bank BNI, yang mendukung penyaluran bantuan untuk pemberdayaan masyarakat. Kolaborasi ini menjadi wujud nyata sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan sektor swasta dalam mempercepat pengentasan kemiskinan.
Agus Jabo Priyono juga mengingatkan tentang potensi bencana yang tinggi selama musim penghujan. Ia meminta Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk bersiaga 24 jam, memastikan kesiapan dalam menghadapi risiko banjir dan longsor. Kesigapan Tagana dan masyarakat diharapkan dapat meminimalisir dampak bencana dan mempercepat pemulihan.
Lebih lanjut, Wamensos menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo memiliki visi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang mandiri, adil, dan sejahtera. Untuk mencapai hal ini, semua elemen masyarakat harus berperan aktif dalam pembangunan, terutama dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan. Pemerintah pusat dan daerah harus bergerak bersama dalam satu platform untuk memberdayakan masyarakat.
Acara HKSN tahun ini diwarnai dengan semangat kebersamaan dan kerja keras. Sebanyak 1 juta orang di seluruh Indonesia turut berpartisipasi dalam kerja bakti massal sebagai bentuk solidaritas sosial. Kegiatan ini mencerminkan semangat gotong royong yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia sejak dahulu kala.
Di akhir sambutannya, Wamensos mengajak seluruh pihak untuk terus bekerja keras dan berinovasi dalam memberdayakan masyarakat.
“Kita harus hijrah dari pola pikir yang pasif menjadi pola pikir yang produktif. Dengan semangat kesetiakawanan sosial, kita bisa mewujudkan Indonesia yang makmur, mandiri, dan bermartabat,” tutupnya.
Kehadiran Kementerian Sosial di Sulawesi Selatan diharapkan menjadi motivasi bagi masyarakat dan pemangku kebijakan untuk semakin memperkuat program pemberdayaan. Melalui sinergi dan kolaborasi yang kuat, pengentasan kemiskinan bukan lagi sekadar cita-cita, melainkan sebuah kenyataan yang bisa dicapai bersama. (Ikhlas/Arul)