RAKYATSATU.COM - Di sebuah desa kecil di Sulawesi Selatan, seorang ibu bernama Rosmini tiap pagi selalu menyempatkan diri untuk berbelanja di pasar tradisional.
Namun, belakangan ini, ia merasa bingung ketika melihat banyak produk beku dan olahan yang bermunculan. Dari tutup es krim hingga daging beku, semua terlihat menjanjikan.
Tetapi, di benak Mini -- sapaan akrabnya, ada keraguan. “Apakah ini sehat?” pikirnya, teringat akan stigma negatif tentang produk beku yang sering ia dengar.
Kala itu, Mini pernah mengikuti seminar tentang gizi masyarakat, ia mendengar penjelasan yang membuka matanya. Di mana, seorang ahli gizi, menjelaskan bahwa produk beku dan olahan berbasis protein hewani bisa menjadi solusi praktis untuk meningkatkan gizi masyarakat.
“Banyak orang mengira produk ini tidak sehat. Sebenarnya, jika diproduksi dengan baik, produk beku justru bisa lebih bergizi karena proses pembekuan menjaga kualitas makanan,” kata ahli gizi itu.
Mini pun mulai sadar bahwa selama ini ia terjebak dalam kesalahpahaman. Produk olahan seperti sosis dan bakso, jika diproduksi dari bahan berkualitas, juga bisa menjadi pilihan yang baik untuk keluarga.
Dengan bantuan hilirisasi produk peternakan, para peternak lokal kini mulai berinovasi, menghadirkan produk berkualitas yang aman dan bergizi.
Semangat ini menarik perhatian peternak lokal, salah satunya adalah Erni. Dia adalah peternak ayam di desanya dan telah bergabung dengan program hilirisasi yang menawarkan pelatihan dan teknologi untuk meningkatkan produksi.
“Dulu, kami hanya menjual ayam segar. Sekarang, kami bisa membuat ayam beku dan olahan seperti nugget yang lebih praktis untuk konsumen,” ungkap Erni.
Mini pun memutuskan untuk mendukung produk-produk lokal tersebut. Ia mulai membeli sosis dan ayam beku dari Erni, dan tanpa disangka, anak-anaknya lebih menyukai masakan yang diolah dari bahan-bahan tersebut.
“Rasanya enak dan saya merasa lebih tenang karena tahu ini dari peternak lokal,” tambahnya.
Seiring waktu, stigma negatif tentang produk beku mulai memudar. Masyarakat semakin mengerti bahwa dengan memilih produk yang tepat, mereka tak hanya menjaga kesehatan keluarga, tetapi juga mendukung perekonomian lokal.
Kini, Mini makin santer membagikan informasi tentang pentingnya memilih produk lokal dan berkualitas.
“Kalau kita bisa percaya pada produk lokal, kita juga bisa menjaga kesehatan keluarga kita,” ujarnya saat berbicara dengan kerabatnya.
Perubahan itu terasa di desa mereka. Tidak hanya Mini, tetapi banyak ibu-ibu lain yang mulai memperhatikan apa yang mereka sajikan di meja makan.
Tentu dengan hilirisasi produk peternakan yang semakin berkembang, harapan untuk meningkatkan gizi masyarakat Indonesia menjadi semakin nyata.
Penulis: Amin Rais