Wabup Soppeng Minta Pengelolaan Data Dukung Pelaksanaan Intervensi Gizi Terintegritas/ Foto : Pemkab Soppeng
RAKYATSATU.COM, SOPPENG - Pemerintah Kabupaten Soppeng (Pemkab) melaksanakan Aksi Konvergensi percepatan Penurunan Stunting Aksi 6 Sistem Manajemen Data pada hari Kamis, (4/7/2024 )yang bertempat aula kantor gabungan Dinas Kab. Soppeng.
Kepala Bappelitbangda Soppeng, Andi Agus Nongki, S. IP, M. Si. Menyampaikan dalam laporannya, mengatakan Bahwa, tujuan utama dari pelaksanaan perbaikan sistem manajemen data stunting adalah untuk membantu penyediaan dan mempermudah akses data untuk pengelolaan program penurunan stunting.
Kegiatan aksi 6 ‘sistem manajemen data stunting’, di ikuti organisasi perangkat daerah (OPD) pengampu indikator supply dan esenssial. Hasil yang diharapkan dari sistem manajemen data adalah dapat memastikan kebutuhan data dalam aksi integrasi lainnya terpenuhi, yaitu: aksi 1 (analisis situasi), aksi 2 (rencana kegiatan), aksi 7 (pengukuran dan publikasi stunting), dan aksi 8 terkait dengan review kinerja tahunan.
Wakil Bupati Soppeng, Ir. H. Lutfi Halide, MP. Membuka secara resmi kegiatan tersebut dan memberikan sambutan, dalam sambutannya wakil bupati Soppeng mengatakan bahwa, perbaikan system manajemen data adalah “upaya pengelolaan data di tingkat Kabupaten/Kota sampai dengan tingkat Desa/Kelurahan yang akan digunakan untuk mendukung pelaksanaan intervensi gizi terintegrasi dan digunakan untuk membantu pengelolaan program dan/atau kegiatan percepatan penurunan stunting, dengan agenda pelaksanaan intervensi pencegahan dan penurunan stunting di kabupaten/kota.
Wakil bupati juga mengatakan bahwa, kegiatan perbaikan sistem manajemen data yang kita laksanakan ini, akan dimulai dengan pemetaan sistem pencatatan dan pelaporan data, sebagaimana yang telah kami sampaikan di atas, maka “kami berharap bapak/ibu, khususnya OPD penanggungjawab data pemenuhan cakupan esensial maupun supply, untuk mengikuti tahapan ini,” terangnya.
Dia menjelaskan, melalui proses pemetaan diharapkan adanya informasi terkait dengan bagaimana sebuah data pada indicator cakupan layanan dapat dilihat secara kualitas, ketersediaan dan secara aksesibilitas, dan akan mempengaruhi tahapan-tahapan selanjutnya.
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) pada tahun 2023 Prevalensi Stunting di Kabupaten Soppeng mencapai 24,0 persen turun 2,9 persen dibanding tahun 2022 yang mencapai 26,9 persen dan juga lebih rendah dari prevalensi stunting Provinsi Sulawesi Selatan yaitu 27,4 persen.
Hal ini cukup menggembirakan namun disisi lain, penurunan tersebut masih jauh dari target nasional, sehingga masih perlu usaha maksimal untuk mengendalikan laju peningkatan angka stunting, dengan mencegah lahirnya stunting baru, demikian halnya perbaikan intervensi gizi spesifik untuk baduta juga belum sepenuhnya berdampak pada perbaikan gizi. Dan ini tentu perlu upaya lebih konkretdari kita semua para pelaku dan juga pelibatan lebih banyak pihak untuk bersama menangani stunting di Kab. Soppeng.
Wakil Bupati Soppeng, sebelum mengakhiri sambutannya mengatakan bahwa kami, mengingatkan kembali, bahwa “percepatan penurunan stunting dengan model konvergensi/kolaborasi, akan berhasil jika didukung dengan ketersediaan data yang akurat dan akuntabel,” karena data yang disajikan akan menentukan model intervensi yang akan dilakukan, termasuk melalui kegiatan yang akan dilaksanakan ditingkat OPD.
"Kami tekankan kepada kita semua khususnya untuk pengelola data ditingkat OPD ataupun puskesmas, agar memperhatikan hal tersebut. upaya ini dilakukan tiada lain, bertujuan untuk mendukung upaya penurunan stunting di Kab Soppeng," ujarnya.
Turut hadir Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda, para Kepala SKPD terkait percepatan penurunan Stunting, Para Camat, para Kepala UPTD Puskesmas se Kab. Soppeng.