RAKYATSATU.COM, BARRU - Desa Nepo, salah satu daerah di Sulawesi Selatan yang dikenal dengan kota kecil Habibie.
Desa BRILian yang terletak di Kabupaten Barru ini memiliki segudang potensi. Mulai dari ekonomi pertanian, peternakan, percetakan empang, sektor pariwisata, termasuk madu hutan.
Kepala Desa Nepo, Muhammad Toaha mengatakan potensi madu hutan di Desa Nepo itu sangat tinggi karena luasnya hutan lindung itu kurang lebih hampir 7.000 Ha.
"Itu yang membuat masyarakat banyak mencari madu hutan. Masyarakat biasanya bisa mengambil puluhan ribu liter hingga ratusan ribu liter per tahun," ujar Muhammad Toaha, Sabtu (23/03/2024).
Kata dia, satu botol madu yang berisi 250 sampai 300 ml itu harganya Rp150.000. "Namun sekarang harga eceran per liternya itu Rp300 ribu. Kalau dibeli borongan per liter masih dapat sampai Rp250 ribu," ungkapnya.
Muhammad Toaha juga mengungkapkan bahwa madu di Desa Nepo itu sangat banyak, hanya saja ada musimnya. Dalam setahun itu panen kadang sebanyak dua kali.
Akan tetapi, di rentang waktu bulan Juli hingga September madunya cukup bagus kualitasnya karena musim kemarau yang membuat kadar air kurang.
"Sepanjang tahun mereka panen itu madu-madu selagi masih ada isinya. Karena ternyata madu itu ketika sudah di panen masih ada isinya di situ tertinggal," ujarnya.
Namun pengambilan madu itu tidak boleh sembarangan, karena masyarakat punya aturannya sendiri.
"Mereka biasanya tandai pohonnya. Kalau ada tandanya berarti itu tidak boleh diambil, jika diambil bakal terkena sanksi," imbuhnya.
Dari segi pendapatan, lanjut dia, Kades Nepo mengaku pendapatan masyarakat saat ini semakin meningkat.
Ada yang mendapatkan puluhan juta satu kali panen. "Ini baru madu ya. Semua pendapatannya itu di atas puluhan juta, tapi ini hanya kerjaan sampingan saja bukan kerjaan utama," tuturnya.
Sementara Direktur BUMDes Nepo, Suparman mengatakan, semua madu hutan itu dikemas dalam bentuk kemasan yang namanya "Madu Bumi".
"Madu itu lalu dipasarkan melalui Localoka yang dibantu dengan BRI dan juga diberi petunjuk oleh pasar-pasar online. Itu yang membuat peningkatan pemasarannya," ucapnya.
Dikatakannya, selama ini madu di Desa Nepo cukup laris bahkan ada pembeli dari luar negeri, Brunei.
"Itu yang memonopoli pasar saat ini. Jadi mereka beli mahal memang, di atas rata-rata harga," tandasnya. [Amin Rais]