Ratusan jerigen yang diduga milik kapal H. Anda saat mengambil solar di SPBU Karella Mare, Sabtu (9/12/2023)/ Foto : Rasul
RAKYATSATU.COM, BONE - Meski pemerintah sudah mencanangkan ketahanan pangan tetapi para petani di Kabupaten Bone khususnya di Kecamatan Mare kini malah menjerit dan terkesan hanya menjadi penonton di SPBU Karella Mare, di Desa Kadai, Kecamatan Mare, Kabupaten Bone.
Pasalnya, BBM jenis solar di SPBU Karella Mare diduga dimonopoli oleh oknum mafia BBM dari luar Kecamatan Mare, sehingga petani di Kecamatan Mare sangat kesulitan mendapatkan BBM jenis solar.
Salah seorang masyarakat petani dari Desa Lakukang Kecamatan Mare yang minta namanya dirahasiakan, menuturkan bahwa setiap hari dirinya bersama ratusan petani lainnya di Kecamatan Mare hanya menjadi penonton saat ada BBM jenis solar.
"Kami di sini hanya menjadi penonton dan harus antri karena ada orang yang harus didahulukan untuk mengambil dulu solar. Ia mengambil ratusan jerigen solar dengan alasan untuk kapal laut, sementara kami di Mare hanya dijatah lima buah jerigen setiap pengambilan," ujarnya.
"Kejadian begini hampir terjadi setiap hari dan tidak menutup kemungkinan ada oknum TNI-POLRI di Bone sudah mengetahui dan bahkan melihat pengisian ratusan jerigen tersebut tetapi hanya diam. Kasihan kami petani yang sudah hampir memasuki masa tanam namun tidak air karena pompa air kami tidak ada solarnya," ujarnya lagi.
"Kami mau makan apa kalau pompa air untuk sawah tidak jalan gara-gara susah mendapatkan solar, sementara ada orang kapal dari luar Kecamatan Mare yang dengan mudahnya mendapatkan ratusan jerigen solar. Saya sangat mengharapkan APH Provinsi Sulawesi Selatan, khususnya Polda Sulsel turun tangan melihat penderitaan kami yang disebabkan pembagian BBM solar di SPBU Karella Mare yang tidak merata," ujarnya dengan mimik kesedihan.
Sekcam Mare, Sainal Abidin yang mengetahui jeritan petani di Kecamatan Mare, sangat mengecam tindakan oknum petugas SPBU Karella Mare bersama pemiliknya.
"Saya sangat mengecam ulah oknum petugas SPBU Karella Mare yang tidak mendahulukan petani masyarakat Kecamatan Mare. Saya akan turun langsung melakukan pengawasan di SPBU tersebut," tegas Sainal Abidin, Sabtu (9/12/2023).
"Saya juga mengharapkan tindakan tegas dari Aparat Penegak Hukum (APH) terkait dugaan monopoli BBM jenis solar di SPBU Karella Mare dan dugaan pungutan liar pengisian jerigen yang diduga Rp. 5.000 per jerigen yang dilakukan oknum petugas SPBU Karella Mare," ujar Sainal Abidin.
"Sudah tidak bisa lagi dibiarkan dugaan monopoli solar di SPBU Karella Mare yang diduga dilakukan oleh mafia solar dari luar Kecamatan Mare karena masyarakat khususnya petani lagi butuh solar saat ini dan harus ada tindakan tegas dari aparat hukum," tegasnya lagi.
"Kasihan petani di Mare tidak kebagian solar karena diduga mafia BBM harus didahulukan. Apa perlu petani harus demonstrasi baru ada perhatian?," ujarnya lagi.
"Olehnya itu, saya akan memanggil pemilik SPBU Karella Mare untuk duduk bersama dengan Forkopincam Mare, Kepala UPT Pertanian Mare, para kepala desa/lurah dan Ketua kelompok tani se Kecamatan Mare membahas pembagian BBM jenis solar di SPBU Karella Mare," pungkas Sainal Abidin.
Salah seorang pemilik kapal laut yang selalu mengambil ratusan jerigen solar di SPBU Karella Mare yang merupakan warga Kecamatan Barebbo, H. Anda saat dihubungi mengakui bahwa dirinya memang hanya mengambil BBM solar untuk kapalnya di SPBU Karella Mare.
"Kapalku tidak jalan kalau kurang solarnya dan saya memang hanya mengambil di SPBU Karella Mare, tetapi saya sudah tegaskan anggota saya yang mengambil solar di SPBU Karella Mare agar mendahulukan dulu petani," tutur H. Anda. [Ikhlas/Rasul]