Mobil yang memuat solar bersubsidi puluhan jerigen padahal namanya pemilik pengambil solar tidak tertera didaftar antrian, Minggu (10/12/2023)/ Foto : Rasul
RAKYATSATU.COM, BONE - Adanya dugaan monopoli BBM jenis solar bersubsidi oleh oknum mafia di SPBU Karella Mare membuat Polres Bone langsung mengambil tindakan dengan menurunkan personel di sejumlah SPBU di Kabupaten Bone, khususnya di SPBU Karella Mare, Minggu (10/12/2023) kemarin.
Kasat Intelkam Polres Bone, Iptu Muh. Yufsin yang ditemui di lokasi SPBU Karella Mare, menjelaskan bahwa pihaknya melakukan pemantauan dan pengawasan di SPBU sebagai bentuk perhatian dan tindak lanjut keluhan petani yang sangat susah mendapatkan BBM jenis solar bersubsidi.
"Pimpinan (Kapolres Bone) memerintahkan agar melakukan pemantauan dan pengawasan di SPBU di Bone sebagai bentuk tindak lanjut keluhan petani pengguna solar bersubsidi," jelas Iptu Muh. Yufsin.
"Selain itu, untuk menindaki pula jika menemukan mafia BBM solar bersubsidi dan agar terjadi pembagian solar bersubsidi yang merata ke petani dan nelayan," tambahnya.
Iptu Muh. Yufsin menambahkan pula bahwa memang harus diberlakukan pengantrian pengambilan solar bersubsidi agar pemakai solar bersubsidi dapat merata ke petani dan nelayan.
Sebagimana pengakuan salah seorang petani yang meminta namanya dirahasiakan, bahwa petani pengguna solar bersubsidi di Kecamatan Mare mengharapkan agar Polda Sulsel turun tangan melihat langsung susahnya petani dalam mendapatkan BBB solar bersubsidi di SPBU Karella Mare.
Pasalnya, BBM jenis solar bersubsidi di SPBU Karella Mare diduga dimonopoli oleh oknum mafia BBM dari luar Kecamatan Mare, sehingga petani di Kecamatan Mare sangat kesulitan mendapatkan BBM jenis solar bersubsidi.
Salah seorang masyarakat petani dari Desa Lakukang Kecamatan Mare yang minta namanya dirahasiakan, menuturkan bahwa setiap hari dirinya bersama ratusan petani lainnya di Kecamatan Mare hanya menjadi penonton saat ada BBM jenis solar bersubsidi di SPBU Karella Mare.
"Kami di sini hanya menjadi penonton dan harus antri karena ada orang yang harus didahulukan untuk mengambil dulu solar subsidi tanpa antri. Ia mengambil ratusan jerigen solar subsidi dengan alasan untuk kapal laut, sementara kami di Mare hanya dijatah lima buah jerigen setiap pengambilan," ujarnya.
"Kejadian begini hampir terjadi setiap hari dan tidak menutup kemungkinan ada oknum polisi dan tentara yang melihat pengisian ratusan jerigen tersebut tetapi hanya diam. Kasihan kami petani yang sudah hampir memasuki masa tanam namun tidak ada air di sawah karena pompa air kami tidak ada solarnya," ujarnya lagi.
"Kami mau makan apa kalau pompa air untuk sawah tidak jalan gara-gara susah mendapatkan solar subsidi, sementara ada orang kapal dari luar Kecamatan Mare yang dengan mudahnya mendapatkan ratusan jerigen solar subsidi. Saya sangat mengharapkan APH Provinsi Sulawesi Selatan, khususnya Polda Sulsel turun tangan melihat penderitaan kami yang disebabkan pembagian BBM solar bersubsidi di SPBU Karella Mare yang tidak merata," ujarnya dengan mimik kesedihan.
Sekcam Mare, Sainal Abidin yang mengetahui jeritan petani di Kecamatan Mare, sangat mengecam tindakan oknum petugas SPBU Karella Mare bersama pemiliknya.
"Saya sangat mengecam ulah oknum petugas SPBU Karella Mare yang tidak mendahulukan petani masyarakat Kecamatan Mare. Saya akan turun langsung melakukan pengawasan di SPBU tersebut," tegas Sainal Abidin, Senin (11/12/2023).
"Saya juga mengharapkan tindakan tegas dari Aparat Penegak Hukum (APH) terkait dugaan monopoli BBM jenis solar bersubsidi di SPBU Karella Mare dan dugaan pungutan liar pengisian jerigen yang diduga Rp. 5.000 per jerigen yang dilakukan oknum petugas SPBU Karella Mare," ujar Sainal Abidin.
"Sudah tidak bisa lagi dibiarkan dugaan monopoli solar bersubsidi di SPBU Karella Mare yang diduga dilakukan oleh mafia solar dari luar Kecamatan Mare karena masyarakat khususnya petani lagi butuh solar saat ini dan harus ada tindakan tegas dari aparat hukum," tegasnya lagi.
"Kasihan petani di Mare tidak kebagian solar bersubsidi karena diduga mafia BBM harus didahulukan. Apa perlu petani harus demonstrasi baru ada perhatian?," ujarnya lagi.
"Olehnya itu, saya akan memanggil pemilik SPBU Karella Mare untuk duduk bersama dengan Forkopincam Mare, Kepala UPT Pertanian Mare, para kepala desa/lurah dan Ketua kelompok tani se Kecamatan Mare membahas pembagian BBM jenis solar di SPBU Karella Mare," pungkas Sainal Abidin.
Berdasarkan temuan di lapangan, didapatkan salah seorang yang mengambil solar bersubsidi puluhan jerigen padahal tidak ada namanya dalam daftar antrian dan itu sering kali terjadi dengan alasan untuk kapal yang diduga kroninya manager/pemilik SPBU Karella Mare. [Ikhlas/Rasul]