Salah satu stand foto wisuda yang ada di IAIN Bone, Mingu (12/11/2023)/ Foto : Sugi |
Panitia Dianggap "Pilih Kasih", Rektor : Itu Terlalu Ekstrim
RAKYATSATU.COM, BONE - Sejumlah Fotografer di Kabupaten Bone mengeluh dan merasa kesal dengan adanya kebijakan dari Panitia Wisuda IAIN Bone yang melarang Fotografer lainnya masuk di lokasi Kampus untuk menyediakan Stand Foto pada acara seremonial Wisuda yang digelar pada Sabtu, (11/11/2023).
Reaksi Protes itu disampaikan H. Mansur salah satu Fotografer Bone disaat Institut Agama Islam Negeri Bone melangsungkan prosesi Wisuda Sarjana Program Strata Satu (S1) dan Magister Pascasrjana Strata Dua (S2) Angkatan XI tahun akademik 2023 yang dilaksanakan dengan dua sesi itu.
Namun sorotan pada momen tersebut bukan hanya adanya protes dari orang tua Wisudawan dan Wisudwati tapi juga datangnya dari para Fotografer Bone yang hendak mengais rezeki pada acara seremonial tahunan itu.
Sejak adanya informasi menjelang kegiatan sakral tersebut, bebarapa Fotografer di Kabupaten Bone yang hendak menawarkan jasa pemotretan Wisuda datang ke Kampus mengajukan permohonan secara lisan kepada pihak Panitia untuk bisa diizinkan masuk di lokasi Kampus guna menyediakan Booth Fotografi untuk jasa pemotretan Wisudawan dan Wisudawati yang ingin diabadikan bersama keluarganya.
Namun kenyataannya pihak Panitia melarang beberapa Fotografer Bone untuk masuk dengan alasan Panitia sudah menyiapkan 10 Stan Foto (Photo Booth Fotografi Wisuda) yang diketahui dikoordinir oleh Sang Fotografer Kampus Accing yang melakukan kerja sama dengan pihak Panitia dalam hal penyediaan jasa pemotretan bagi Wisudawan.
Akhirnya dengan adanya mekanisme Panitia melarang Stan Foto (Photo Booth-red) masuk di lokasi Kampus, beberapa Fotografer menerima keputusan tersebut dan terpaksa mundur.
Ironisnya belakangan diketahui sejumlah Stan Foto Booth dari Luar Kabupaten Bone diberi peluang masuk di area Kampus pada saat acara Wisuda digelar.
Sehingga Fotografer Bone H. Mansur menyayangkan dan melontarkan kekesalannya pada pihak Panitia Wisuda IAIN Bone yang melakukan pengaturan Stand Foto tersebut. "Sejak awal terbukanya ini acara Wisuda sayalah yang lebih awal mendaftar tapi kenyataannya dari Panitia disini mengatakan tidak boleh masuk karena sudah disiapkan layar 10. Jadi kita selaku Fotografer Bone kita mundur karena memang itu keputusan Panitia tapi ternyata ini ada tukang foto dari Makassar masuk, jadi ada apa ini kita Fotografer dari Bone dilarang masuk sedang lainnya bisa masuk, jadi ini kita dianggap dari Bone tidak bisa bayar," ungkapnya.
"Katanya 10 Foto Booth itu khusus dari Panitia Kampus tapi kenapa ada yang lain bisa masuk dan katanya bayar sendiri makanya kami pertanyakan selaku tukang foto kenapa orang Bone tidak diizinkan masuk, apa alasannya sehingga kita tidak bisa masuk, dan kita dipingpong setiap hari," tanya H. Mansur yang akrab disapa H. Ancu pemilik usaha Fotografi Hendra Foto itu.
"Dibandingkan dengan Kampus lainnya kita bebas masuk kenapa disini Kampus IAIN Bone lebih dipentingkan penjual buket dan pedagang kaki lima sedangkan kita sama sama mencari rezeki dan selama kita mampu bayar kami bisa bayar. Jadi harapan kami kedepannya janganlah seperti ini," harapnya.
Selain itu keluhan sama juga disampaikan Firman Fotografer Bone Foto yang menyayangkan kebijakan Panitia yang dianggap pilih kasih itu.
"Padahal jauh-jauh sebelumnya kami sudah bolak balik bermohon untuk masuk, tapi mekanismenya hanya 10 kuota diizinkan, padahal sebelumnya Wisuda di Kampus II di Boda kita bisa masuk, tapi ini Panitia kenapa saling tunjuk tidak ada kejelasan dan ada kesan monopoli dan pilih kasih,"
Salah satu Fotografer dari Makassar Iful saat dikonfirmasi berkilah alasannya bisa masuk karena adanya kebijakan dari pemegang otoritas Kampus IAIN Bone.
"Komitmen kami dengan Panitia ada kerjasama dengan Pak Accing kerjasamanya saya juga bingung hanya disuruh datang terus sama sama kasih aman acara. Tapi kalau kontribusi itu tetap pasti ada," ungkap Iful berkilah sebagai pengusaha Independen.
Menanggapi sejumlah permasalahan yang menyoroti Panitia Wisuda di Kampus IAIN Bone itu, Rektor Prof. Dr. H. Syahabuddin, M.Ag menjelaskan, bahwa kebijakan tersebut dianggap terlalu ekstrim dan pundamental.
"Tidak bisa begitu karena kita ini orang Indonesia kan, hal itu terlalu ekstrim namanya, pundamental tapi mungkin pihak-pihak tertentu melihat tidak ada lagi tempatnya sehingga bisa mengganggu rotasi dari pada Wisuda itu sendiri. Jadi aturannya tidak ada seperti itu, siapa yang mendaftar ada namanya formasinya misalnya berapa Pos tenda-tenda disiapkan kalau melebihi kapasitas ya, kita tunda dulu," tutur Rektor IAIN Bone. [Ikhlas/Sugi]