Bupati Sinjai Andi Seto Asapa aat memberikan sambutan pada perayaan HJS yang digelar di Halaman Rujab Sinjai, Senin (27/2/2023)/ Foto : Dok. Pemkab Sinjai
RAKYATSATU.COM, SINJAI - Sebanyak 26.881 pelajar di Kabupaten Sinjai telah merasakan manfaat program bantuan seragam gratis yang digulirkan Bupati Sinjai, Andi Seto Asapa (ASA) sejak tahun 2019 lalu.
Tidak hanya siswa sekolah negeri tapi juga sekolah swasta mulai tingkat Sekolah dasar (SD), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat juga ikut merasakan program di bidang pendidikan ini.
Demikian diungkapkan Bupati ASA saat memaparkan capaian pembangunan daerah pada puncak Hari Jadi Sinjai (HJS) ke-459 di Halaman Rumah Jabatan Bupati Sinjai, Senin (27/2/2023), kemarin.
Memang kata dia, sejak awal pihaknya bertekad untuk memudahkan anak-anak yang akan bersekolah dengan menyediakan bantuan berupa seragam sekolah gratis, lengkap dengan tas, topi hingga buku tulis.
Alumni Monash University Melbourne Australia ini, menegaskan dihadapan Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, bahwa program ini dicetuskan karena ia tak ingin ada warga Sinjai tidak menempuh pendidikan dengan alasan keterbatasan biaya pendidikan.
“Bantuan seragam gratis ini menjadi salah satu program unggulan kami guna memudahkan warga Sinjai menyekolahkan anaknya agar tidak putus sekolah. Ini menjadi solusi dari kami sebagai pemerintah yang wajib hadir ditengah masyarakat,” beber ASA.
Bupati ASA membeberkan, sejak tahun 2019 program bantuan seragam sekolah gratis tersebut telah membantu 26.881 siswa, itu terdiri tahun 2019 SD 3.531 orang, SMP 3.216 orang. Tahun 2020 SD 3.659 orang, SMP 3.038 orang. Tahun 2021 SD 3.618 orang, SMP 3.003 orang. Tahun 2022 SD 3.902 orang, serta SMP 2.914 orang.
Untuk itu, Bupati ASA menegaskan program ini terus berlanjut di tahun kelima kepemimpinannya. “Kami akan terus melaksanakan program ini untuk memastikan tidak ada anak-anak kita di Sinjai tidak sekolah,” tambahnya.
Bukan hanya itu, perekonomian masyarakat Sinjai turut bergairah berkat program ini. Sebab, pengusaha lokal Industri Kecil Menengah (IKM) dilibatkan untuk membuat atau sebagai penyedia seragam sekolah.
“Sejak awal memang kami sampaikan ke Dinas Pendidikan agar dalam pelaksanaan program ini melibatkan pelaku IKM lokal kita (penjahit) sehingga dapat membantu pendapatan mereka,” tutupnya. [Ikhlas/Sudirman]