Iklan

Iklan

Pemerintah Maros Siapkan 1 Miliar Untuk Pengembangan Industri Garam

10 November 2022, 5:08 PM WIB Last Updated 2022-12-02T05:52:08Z

RAKYATSATU.COM, MAROS – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maros melalui Dinas Perikanan dan Kelautan akan mengembangkan industri garam di wilayah pesisir Kabupaten Maros.

Wilayah pesisir yang dimaksud tersebut terletak di empat kecamatan yakni, Kecamatan Bontoa, Kecamatan Lau, Kecamatan Maros Baru dan Kecamatan Marusu.

Wakil Bupati Maros Suhartina Bohari mengatakan, pada pengembangan industri garam tersebut, pemerintah menyiaokan anggaran mencapai angka Rp1 Miliar.

Dia merincikan, anggaran yang disiapkan untuk pembinaan dan pendampingan kepada petani garam sebesar Rp500 juta. Sedangkan untuk pemasaran dan pendistribusian sebesar Rp500 juta.

“Yang jelas ada aksi nyata, Dinas Perikanan silahkan segera siapkan rincian anggarannya. Begitu pula untuk Dinas Kopumdag selaku tim pemasaran dan pendistribusian nantinya,” ungkap Suhartina, saat memimpin pertemuan dengan dinas terkait, di Ruang Rapat Wabup, Rabu (9/11/2022).

Ketua tim peneliti garam Unhas, Dr. Indah Raya, M.Si bersama tim pengabdian masyarakatnya telah melakukan pengembangan garam di Kabupaten Maros. Pengembangan garam dilakukan dengan manfaatkan lahan petani tambak yang kering di musim kemarau.

“Sebelumnya sudah ada, namun karena hasil produksinya yang kurang bagus sehingga nilai jualnya rendah. Sekarang hanya tersisa sedikit saja petani yang masih bergelut memproduksi garam. Itu pun hanya di produksi saat musim kemarau saja, saat tambak tambak mulai kering,” tuturnya.

Ia menjelaskan, sebenarnya Maros memiliki potensi untuk menghasilkan garam yang berkualitas. Hanya saja perlu intervensi teknologi yang mendukung, sehingga nilai jualnya akan lebih tinggi. Seperti pemanfaatan geomembran dan penerapan Greenhouse Salt Tunnel (GST).

“Kami sudah mulai lakukan pengembangan produksi garam di Desa Nisombalia. Hasilnya sudah mulai terlihat, dengan memanfaatkan geomembran, garam yang dihasilkan lebih bersih dari produksi sebelumnya. Bahkan yang awalnya membutuhkan jangka waktu sebulan, sekarang cukup 3-5 hari sudah bisa menghasilkan jenis garam konsumsi yang baik,” jelas Indah.

Selain garam konsumsi juga ada garam industri. Garam dapat dikembangkan menjadi beberapa hasil produksi, diantaranya garam lulur, garam farmasi, minuman isotonik, pelembab wajah dan garam meja yang warnanya lebih putih.

“Kedepan garam tidak lagi hanya diproduksi saat musim kemarau saja. Tetapi dapat berlangsung sepanjang tahun dengan pemanfaatan GST,” sebutnya.

Salah satu Petani tambak, Usman mengaku senang dengan bantuan pendampingan tersebut. Ia mengaku, dapat menghasilkan produksi garam lebih banyak dari hasil produksi biasanya.

“Biasanya hasilnya sedikit karena satu bulan baru jadi. Bahkan biasa rusak kalau tiba-tiba hujan. Alhamdulillah sekarang, di musim hujan tidak menentu ini, kita
pernah memanen hanya butuh waktu tiga hari,” ujarnya. [Ikhlas/Arul]

Komentar

Tampilkan

  • Pemerintah Maros Siapkan 1 Miliar Untuk Pengembangan Industri Garam
  • 0

Terkini

Iklan