RAKYATSATU.COM, SOPPENG - Fenomena langka pada tabung melon atau tabung tiga kilo kerap terjadi setiap tahunnya di Soppeng. Seperti yang terjadi saat ini jika memasuki musim kemarau, Kamis (27/082020).
Sebagian besar Kecamatan di Kabupaten Soppeng, diketahui mengalami kelangkaan dan harganyapun melonjak dari harga normal.
Dari informasi yang diperoleh, kelangkaan terjadi diduga digunakan untuk memompa air untuk kebutuhan pertanian.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (PPK & UKM) Kabupaten Soppeng, Andi Makkaraka mengatakan, gas Elpiji tiga kilogram di Soppeng tidak mengalami kelangkaan, melainkan permintaan dan kebutuhan yang meningkat.
"Sebenarnya tidak langkah, hanya saja ada pemakaian tak terduga yang dilakukan petani, yang sebenarnya itu adalah jatah untuk rumah tangga. Jadi mereka bawa kerumahnya terus bawa ke sawahnya," kata Kadis PPK & UMK Soppeng, Andi Makkaraka.
Untuk mengatasi hal itu, pihaknya telah melakukan permintaan penambahan kuota gas kepada Pertamina Parepare.
"Kami sudah minta kepada pertamina agar di beri tambahan kuota," ungkapnya.
Sementara harga gas yang meningkat, pihaknya juga mengklaim bahwa tidak mengalami kenaikan.
"Tidak ada kenaikan harga elpiji, di pangkalan harganya Rp16ribu, berbeda dengan pengecer itu tergantung mereka," pungkasnya.
"Jika ada pangkalan yang menaikkan harga tolong di laporkan," sambungnya.
Kedati demikian, pihaknya melakukan pertemuan dengan seluruh agen dan pangkalan gas di Kabupaten Soppeng untuk permintaan gas yang meningkat saat ini.
"Kita rapat dengan agen dan pangkalan, jadi nantinya juga akan kita gunakan sistem tahun lalu. Agen melakukan operasi di lapangan dan penjual gas berada di Kelurahan dan Desa," lanjutnya. (**)