RAKYATSATU.COM, BONE - Mantan Dewan Pakar ICMI Pusat, Andi Yuslim Patawari (AYP) menilai TVRI Sulsel tidak peduli akan pencegahan virus Corona atau Covid-19 di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
"Ada person di TVRI Sulsel tidak peduli akan pencegahan Covid-19 di Sulsel. Hal itu terbukti terhadap kegiatan sosial kemanusiaan pencegahan Covid-19 yang dilakukan oleh Yayasan Gerak Bersama Indonesia (YGBI)," tegas AYP, Sabtu malam (18/04/2020) kepada Rakyatsatu.com.
Ia menjelaskan selain dirinya, YGBI juga mengaku kecewa dengan stasiun Televisi Nasional, TVRI SulSel enggan menayangkan aksi sosial pencegahan virus corona (Covid-19) di Sulsel, khususnya di Makassar.
Selain AYP, Koordinator Lapangan YGBI, Ahmad Mabbarani Dg Rani, mengatakan jika TVRI sebagai media televisi nasional harusnya ikut andil dalam mengedukasi masyarakat tentang pencegahan virus corona.
“Kalau yang dipermasalahkan logo yang di posting di medsos, harusnya TVRI senang dengan harapan banyak yang nonton. Ini kegiatan sosial kok bukan program yang punya budget. Apalagi wabah corona ini menjadi perhatian seluruh dunia,” ujar Ahmad Mabbarani Dg Rani, Sabtu.
Sedianya, aksi sosial YGBI dalam menangkal wabah corona di tengah masyarakat ditayangkan TVRI Sulsel pukul 17.00 Wita. Namun Kepala Stasiun TVRI Sulsel berdalih jika penayangan di televisi harus memiliki kerjasama.
“Kalau pun alasannya harus ada kerjasama untuk penayangan, maaf saja, Kami di Yayasan Gerak Bersama Indonesia urungan membeli masker, ada yang bantu baju, disinfektan, cetak flyer, ada yang membantu dengan tenaga dan pikiran agar masyarakat tahu tentang corona,” tegas Ahmad dengan nada kesal.
“Kami membantu pemerintah agar corona ini segera berakhir sebagai kontribusi kami sebagai anak bangsa yang peduli. Tapi kok TVRI sebagai televisi nasional justru terkesan cuek dengan aksi sosial seperti ini. Wajar kalau TVRI Sulsel tidak berkembang karena tidak semua karyawannya bekerja pakai hati dan peduli,” sambungnya.
Koordinator Hukum dan Advokasi YGBI, Muh. Fahrudin, SH. MH saat menelpon langsung Kepala stasiun TVRI Sulsel, Sifak, menilai jika alasan tidak ditayangkannya aksi sosial YGBI tidak substansi dan seolah-olah internal TVRI Sulsel ini tidak punya manajemen.
“Ada orang TVRI kameramennya yang meliput menggunakan atribut TVRI tapi malah kesannya dia tidak tahu, malah kita diminta menyurat harus kerjasama karena ada logo TVRI bersama Logo YGBI,” kata Muh. Fahrudin.
Sementara itu Kepala Stasiun TVRI Sulsel, Drs Sifak, M.Si, yang dikonfirmasi Rakyatsatu.com, menjelaskan bahwa pihaknya bukan tidak mau menayangkan berita tersebut. Bahkan ia mengakui kalau kegiatan YGBI itu sudah dalam proses editing untuk ditayangkan.
Ia juga mengakui bahwa, kegiatan YGBI itu tidak diketahui oleh Manajemen TVRI Sulsel, dengan ditandai tidak adanya bukti penawaran kerjasama ke pihak manajemen TVRI Sulsel.
"Ini hanya miskomunikasi saja. Bukan kami tidak mau menayangkan apalagi itu adalah kegiatan peduli kemanusiaan pencegahan Covid-19, namun tentu ada proses editing sebelum penanyangan dan itu sudah dilakukan bahkan sudah mau ditayangkan," jelas Sifak.
"Di TVRI tentu ada mekanisme kerja sama, dan mekanisme penawaran kerja sama tersebut harus dalam bentuk surat ke manajemen, namun itu tidak dilakukan oleh YGBI. Saat saya jelaskan bahwa, tolong masukkan surat kerjasamanya biar berlaku surut sebagai bentuk pertanggungjawaban kami, namun hingga saat ini surat itu belum ada," tutur Sifak.
Tambahnya, TVRI Sulsel katanya tiap tahun diaudit oleh BPKP, makanya itu pihaknya butuh butki dalam bentuk administrasi persuratan walau penanyangan itu tidak bersifat komersial.
Diketahui, YGBI organisasi sosial tempat berhimpun berbagai lintas profesi dan mempunyai badan hukum yang legal. YGBI melakukan giat sosial membantu masyarakat dalam mencegah penyebaran virus corona dengan membagikan masker secara gratis dan penyemprotan disinfektan pada kenderaan, di Jalan Tun Abdul Razak-Gowa, Jumat (17/4/2020).
Tak hanya itu, YGBI dalam mengedukasi masyarakat akan bahaya dan cara mencegah virus corona juga membagikan brosur atau flyer kepada masyarakat pengguna jalan. (Rasul)