RAKYATSATU.COM, BONE – Sejak pertengahan November 2019, pasien gagal ginjal kronis mendapatkan kemudahan layanan cuci darah. Pasalnya itu salah satu kesepakatan untuk melakukan beberapa peningkatan kualitas pelayanan, diantaranya komitmen memastikan kemudahan pasien gagal ginjal kronis.
Hal itu merupakan salah satu yang dibahas dan disepakati antara BPJS Kesehatan dan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) pertengahan November 2019 lalu.
“ Rata-rata per hari pasien yang menjalani cuci darah sekitar 15 orang dan biasanya hari Senin dan Kamis selalu full”, jelas Rina, dokter penanggung jawab Poli Hemodialisa RSUD Tenriawaru," Senin (03/02/2020).
“Kami sudah mempersiapkan mesin cuci darah sekitar jam 6 pagi setiap harinya sebab mulai jam 7 pagi pasien sudah harus mulai menjalani cuci darah dan semua pasien disini adalah peserta BPJS Kesehatan”, lanjut Rina.
“Maganaro ko degaga bpjsku ? (bagaimana jadinya kalau tidak ada BPJS ku ?- red), saya sudah menjalani cuci darah tiga kali seminggu semenjak kurang lebih lima tahun yang lalu”, curhat Andi Salmiwati (31) salah satu pasien cuci darah saat Tim dari BPJS Kesehatan mengunjungi.
Andi Salmiwati yang telah terdaftar menjadi peserta BPJS Kesehatan mandiri di Kelas III. Setiap Selasa, Kamis dan Sabtu, beliau datang ke RSUD Tenriawaru untuk menjalani cuci darah dimana sekali cuci darah membutuhkan waktu sekitar kurang lebih 4 jam.
Ia juga menyampaikan bahwa saat datang ke Poli HD petugas Rumah Sakit sudah mengarahkan beliau dengan menggunakan Finger Print.
“Untuk meningkatkan pelayanan dan kepuasan peserta JKN, BPJS Kesehatan membuat kebijakan bagi peserta yang menjalani layanan Hemodialisa tidak perlu lagi membawa surat rujukan, cukup dengan finger print. namun kebijakan tanpa rujukan ini hanya berlaku untuk poli hemodialisa, konsultasi dan pengobatan di poli lain tetap sesuai ketentuan yaitu dengan surat rujukan dari FKTP,” tutur Hartono Purba, Kepala BPJS Kesehatan Kantor Cabang Watampone memberikan penjelasan.
“Pelayanan Haemodialisa merupakan pelayanan yang mahal dan seumur hidup harus dijalani, walaupun biayanya di tanggung oleh BPJS Kesehatan namun masyarakat juga harus bisa menghindari gagal ginjal dengan menerapkan pola hidup sehat," pungkasnya. (Rasul)