RAKYATSATU.COM, JAKARTA - Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), Jalan Tol Jakarta – Cikampek (Japek) II Elevated yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk akan difungsikan, diharapkan dengan berfungsinya Japek II Elevated dapat mengurai kemacetan akibat dari kepadatan kendaraan.
“Sampai dengan akhir November 2019 progres proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated telah mencapai 99,8%” ungkap Director of Operation II PT Waskita Karya (Persero) Tbk, Bambang Rianto, dalam Siaran Pers, Jumat (6/12).
Selain itu, dengan berfungsinya Japek II Elevated pun mampu mendorong pertumbuhan industri baru terutama di kawasan Jababeka. Hal ini disampaikan oleh Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah
“Ini akan berdampak sangat positif terhadap perekonomian. Sentra-sentra industri di sekitar Karawang Cikampek akan kembali tumbuh positif,” ujar Piter Abdullah.
Piter lalu menambahkan, kemacetan di jalur Tol Cikampek disebabkan ratio volume kendaraan terhadap kapasitas jalan (VC ratio) sudah sangat tinggi. Dengan kondisi seperti itu kemacetan sudah pasti terjadi.
Dengan adanya penambahan tol layang Jakarta - Cikampek akan sangat membantu mengurangi VC Ratio, sehingga kemacetan akan banyak berkurang serta waktu tempuh Jakarta - Bandung dan sekitarnya, atau ke Jawa Tengah dan Jawa Timur akan kembali normal.
Tak hanya itu, distribusi barang, proses pengiriman bahan baku ke sejumlah kawasan industri juga menjadi lebih cepat. Sehingga mampu mendorong produktivitas, menurunkan biaya ekonomi dan industri sehingga memiliki daya saing yang lebih.
Saat ini dijelaskan Piter, yang ditunggu oleh para pengguna adalah skema tarif tol. Tentu banyak yang berharap tarif tol disesuaikan dengan tujuan utama, yakni mendorong distribusi barang dan jasa, serta mendorong produktivitas.
Meski tak bisa dipungkiri bahwa biaya investasi pembangunan tol elevated sangat mahal.
“Tarif tol tidak mungkin murah. Namun pemerintah perlu mencari jalan agar tarif tol ini tdk membebani pengguna,” jelas Piter.
Pengamat Tata Kota Yayat Supriatna menambahkan, keberadaan Tol Japek II Elevated yang dikerjakan Waskita, memiliki dampak luar biasa dari sisi waktu tempuh. Mimpi perjalanan ke Bandung dapat ditempuh hingga dua jam, bisa menjadi kenyataan.
Apalagi jika ada pemisahan, dimana golongan satu di atas, melalui Japek, sementara truk truk mobil barang di bawah, kemudian digunakan dua lajur, maka hambatan kemacetan akan jauh berkurang.
Kecepatan semakin bertambah. Apalagi sudah menjadi rahasia umum, bagi kendaraan pribadi, yang akan menuju Cirebon, Semarang, selalu terhambat di jalur Jakarta Cikampek.
“Juga meningkatkan produktifitas, bahan baku bagi industri di sekitar tol, bisa cepat tersedia. Misal untuk industri pengolahan bisa lebih cepat, distribusi pengiriman barang lebih mudah. Volume pengiriman barang bisa naik dua kali lipat, karena lancar, ini semua bisa didapatkan dari Japek,” tegas Yayat.
“Sampai dengan akhir November 2019 progres proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated telah mencapai 99,8%” ungkap Director of Operation II PT Waskita Karya (Persero) Tbk, Bambang Rianto, dalam Siaran Pers, Jumat (6/12).
Selain itu, dengan berfungsinya Japek II Elevated pun mampu mendorong pertumbuhan industri baru terutama di kawasan Jababeka. Hal ini disampaikan oleh Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah
“Ini akan berdampak sangat positif terhadap perekonomian. Sentra-sentra industri di sekitar Karawang Cikampek akan kembali tumbuh positif,” ujar Piter Abdullah.
Piter lalu menambahkan, kemacetan di jalur Tol Cikampek disebabkan ratio volume kendaraan terhadap kapasitas jalan (VC ratio) sudah sangat tinggi. Dengan kondisi seperti itu kemacetan sudah pasti terjadi.
Dengan adanya penambahan tol layang Jakarta - Cikampek akan sangat membantu mengurangi VC Ratio, sehingga kemacetan akan banyak berkurang serta waktu tempuh Jakarta - Bandung dan sekitarnya, atau ke Jawa Tengah dan Jawa Timur akan kembali normal.
Tak hanya itu, distribusi barang, proses pengiriman bahan baku ke sejumlah kawasan industri juga menjadi lebih cepat. Sehingga mampu mendorong produktivitas, menurunkan biaya ekonomi dan industri sehingga memiliki daya saing yang lebih.
Saat ini dijelaskan Piter, yang ditunggu oleh para pengguna adalah skema tarif tol. Tentu banyak yang berharap tarif tol disesuaikan dengan tujuan utama, yakni mendorong distribusi barang dan jasa, serta mendorong produktivitas.
Meski tak bisa dipungkiri bahwa biaya investasi pembangunan tol elevated sangat mahal.
“Tarif tol tidak mungkin murah. Namun pemerintah perlu mencari jalan agar tarif tol ini tdk membebani pengguna,” jelas Piter.
Pengamat Tata Kota Yayat Supriatna menambahkan, keberadaan Tol Japek II Elevated yang dikerjakan Waskita, memiliki dampak luar biasa dari sisi waktu tempuh. Mimpi perjalanan ke Bandung dapat ditempuh hingga dua jam, bisa menjadi kenyataan.
Apalagi jika ada pemisahan, dimana golongan satu di atas, melalui Japek, sementara truk truk mobil barang di bawah, kemudian digunakan dua lajur, maka hambatan kemacetan akan jauh berkurang.
Kecepatan semakin bertambah. Apalagi sudah menjadi rahasia umum, bagi kendaraan pribadi, yang akan menuju Cirebon, Semarang, selalu terhambat di jalur Jakarta Cikampek.
“Juga meningkatkan produktifitas, bahan baku bagi industri di sekitar tol, bisa cepat tersedia. Misal untuk industri pengolahan bisa lebih cepat, distribusi pengiriman barang lebih mudah. Volume pengiriman barang bisa naik dua kali lipat, karena lancar, ini semua bisa didapatkan dari Japek,” tegas Yayat.