RAKYATSATU.COM, TORAJA UTARA - Siswa dan alumni SMAN 2 Rantepao, Toraja Utara, gelar aksi seribu, Kamis (27/09).
Aksi seribu ini untuk penggalangan dana kepada pengendara dan simpatisan di sekitaran bundaran Kandean Dulang, yang dilakukan oleh ribuan siswa, untuk membantu Pemerintah Daerah (Pemda) Toraja Utara membeli tanah tempat bangunan SMAN 2 Rantepao.
"Seribu rupiah yang anda sisihkan, sangat membantu kami", begitulah yang ingin disampaikan para siswa dan alumni untuk masyarakat Toraja.
Salah satu siswa, Felisia, kelas 10 IPS ini, mengatakan bahwa mereka sangat mencintai sekolah mereka, dimana mereka menuntut ilmu, tak banyak yang dapat mereka lakukan untuk melawan para penguasa, dengan penggalangan aksi seribu ini, sudah cukup membantu.
"Kami tak bisa berbuat banyak, hanya lewat lewat aksi seribu, kami ingin mengetuk pintu hati masyarakat Toraja, untuk turut membantu kami," ujar Feli.
Diketahui, selain menggelar aksi seribu, para siswa dan alumni pun menggelar aksi damai dengan membawa spanduk yang bertuliskan menolak penggusuran bangunan sekolah mereka.
Pergerakan aksi damai ini, sebagai bentuk simpati dari semua siswa, alumni dan para guru, agar ketidakadilan yang mereka terima, yakni terancam pengusuran bangunan sekolah tempat mereka menimba ilmu, yang sudah berdiri sejak 27 tahun lalu.
Tuntutan yang mereka inginkan, yakni :
1. Menolak keputusan tinggi Makassar yang memenangkan atas lahan disekitaran lapangan Gembira dan mengembalikan peruntukannya sebagai pelayanan publik dan tempat menuntut ilmu.
2. Setelah SMA Negeri 2 Toraja Utara berdiri selama 27 tahun kenapa baru sekarang digugat dan menjadikan tanah sekolah itu menjadi tanah sengketa.
3. Sekolah merupakan tempat menuntut ilmu, ribuan anak-anak Toraja bergantung pada SMA Negeri 2 Toraja Utara.
(Kris)
Aksi seribu ini untuk penggalangan dana kepada pengendara dan simpatisan di sekitaran bundaran Kandean Dulang, yang dilakukan oleh ribuan siswa, untuk membantu Pemerintah Daerah (Pemda) Toraja Utara membeli tanah tempat bangunan SMAN 2 Rantepao.
"Seribu rupiah yang anda sisihkan, sangat membantu kami", begitulah yang ingin disampaikan para siswa dan alumni untuk masyarakat Toraja.
Salah satu siswa, Felisia, kelas 10 IPS ini, mengatakan bahwa mereka sangat mencintai sekolah mereka, dimana mereka menuntut ilmu, tak banyak yang dapat mereka lakukan untuk melawan para penguasa, dengan penggalangan aksi seribu ini, sudah cukup membantu.
"Kami tak bisa berbuat banyak, hanya lewat lewat aksi seribu, kami ingin mengetuk pintu hati masyarakat Toraja, untuk turut membantu kami," ujar Feli.
Diketahui, selain menggelar aksi seribu, para siswa dan alumni pun menggelar aksi damai dengan membawa spanduk yang bertuliskan menolak penggusuran bangunan sekolah mereka.
Pergerakan aksi damai ini, sebagai bentuk simpati dari semua siswa, alumni dan para guru, agar ketidakadilan yang mereka terima, yakni terancam pengusuran bangunan sekolah tempat mereka menimba ilmu, yang sudah berdiri sejak 27 tahun lalu.
Tuntutan yang mereka inginkan, yakni :
1. Menolak keputusan tinggi Makassar yang memenangkan atas lahan disekitaran lapangan Gembira dan mengembalikan peruntukannya sebagai pelayanan publik dan tempat menuntut ilmu.
2. Setelah SMA Negeri 2 Toraja Utara berdiri selama 27 tahun kenapa baru sekarang digugat dan menjadikan tanah sekolah itu menjadi tanah sengketa.
3. Sekolah merupakan tempat menuntut ilmu, ribuan anak-anak Toraja bergantung pada SMA Negeri 2 Toraja Utara.
(Kris)