RAKYATSATU.COM, TANA TORAJA - BMKG Stasiun Meteorologi Klas IV Pongtiku Tana Toraja, lakukan analisa pada bencana longsor di Lembang Uluway, Kecamatan Mengkendek, Tana Toraja, Kamis (7/6).
Analisa cuaca lewat Citra Satelit BMKG berdasarkan longsor besar yang mengakibatkan akses jalan utama terputus, yang terjadi tanggal 2 Juni 2018 pukul 21.00 Wita ini menunjukkan adanya sebaran awan Konvektif yang tidak merata.
Kepala BMKG Tana Toraja, Agung Sudiono Abadi mengatakan bahwa kejadian di wilayah Toraja ini, berdampak juga terhadap perbedaan curah hujan di lokasi kejadian (Kecamatan Mengkendek) dan di Pengukuran hujan Stasiun Meteorologi Pongtiku Tana Toraja.
"Kejadian di wilayah Toraja ini, berdampak juga terhadap perbedaan curah hujan di lokasi kejadian (Kecamatan Mengkendek) dan di Pengukuran hujan Stasiun Meteorologi Pongtiku Tana Toraja,"kata Kepala BMKG, Agung.
Hujan yang turun dalam beberapa hari, membuat suhu muka laut (SST) di wilayah Indonesia yang hangat >270C berdampak terhadap tingginya penguapan sehingga pertumbuhan awan-awan hujan yang signifikan.
MJO atau Osilasi Madden Julian yang merupakan gangguan tropis yang merambat ke arah timur sepanjang daerah tropis dengan siklus 30-60 hari yang berada di kuadran 5 (Maritime Continental) aktif berpengaruh kuat terhadap curah hujan yang tinggi di wilayah Indonesia.
Pola Tekanan rendah di BBU (4) dan BBS (2) mengakibatkan terjadinya belokan angin yang berdampak terjadinya penumpukan massa udara di daerah belokan angin tersebut sehingga perumbuhan awan konvektif sangat signifikan.
Curah hujan yang terjadi dalam beberapa hari sangat berpengaruh terhadap tekstur tanah yang menjadi lembab dan labil, yang rentan terhadap longsor di daerah dataran tinggi.
"Dihimbau agar selalu waspada di daerah dataran tinggi apabila terjadi hujan,"kunci Kepala BMKG, Agung. (Kris)
Analisa cuaca lewat Citra Satelit BMKG berdasarkan longsor besar yang mengakibatkan akses jalan utama terputus, yang terjadi tanggal 2 Juni 2018 pukul 21.00 Wita ini menunjukkan adanya sebaran awan Konvektif yang tidak merata.
Kepala BMKG Tana Toraja, Agung Sudiono Abadi mengatakan bahwa kejadian di wilayah Toraja ini, berdampak juga terhadap perbedaan curah hujan di lokasi kejadian (Kecamatan Mengkendek) dan di Pengukuran hujan Stasiun Meteorologi Pongtiku Tana Toraja.
"Kejadian di wilayah Toraja ini, berdampak juga terhadap perbedaan curah hujan di lokasi kejadian (Kecamatan Mengkendek) dan di Pengukuran hujan Stasiun Meteorologi Pongtiku Tana Toraja,"kata Kepala BMKG, Agung.
Hujan yang turun dalam beberapa hari, membuat suhu muka laut (SST) di wilayah Indonesia yang hangat >270C berdampak terhadap tingginya penguapan sehingga pertumbuhan awan-awan hujan yang signifikan.
MJO atau Osilasi Madden Julian yang merupakan gangguan tropis yang merambat ke arah timur sepanjang daerah tropis dengan siklus 30-60 hari yang berada di kuadran 5 (Maritime Continental) aktif berpengaruh kuat terhadap curah hujan yang tinggi di wilayah Indonesia.
Pola Tekanan rendah di BBU (4) dan BBS (2) mengakibatkan terjadinya belokan angin yang berdampak terjadinya penumpukan massa udara di daerah belokan angin tersebut sehingga perumbuhan awan konvektif sangat signifikan.
Curah hujan yang terjadi dalam beberapa hari sangat berpengaruh terhadap tekstur tanah yang menjadi lembab dan labil, yang rentan terhadap longsor di daerah dataran tinggi.
"Dihimbau agar selalu waspada di daerah dataran tinggi apabila terjadi hujan,"kunci Kepala BMKG, Agung. (Kris)