![]() |
Syam Arif Sunardi |
RAKYATSATU.COM, BONE - Oknum Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bone dilaporkan di Kejaksaan Negeri (Kejari) Bone oleh Ketua LSM Gasikindo Kabupaten Bone, Syam Arif Sunardi dengan dugaan Pungutan Liar (Pungli) terhadap honorer Kategori Dua (K2).
"Saya sudah laporkan di Kejari Bone. Nama oknum Dinkes Bone tersebut saya tidak perlu sebut tapi dalam laporan saya lengkap," ujar Syam Arif, Selasa (26/9/2017).
Ia menjelaskan, dugaan pungli tersebut berhembus pada saat penerimaan tenaga Honorer Kategori 2 tahun 2014 - 2015, dimana oknum pejabat di Dinkes Bone tersebut diduga memanfaatkan momentum tersebut untuk melakukan kecurangan dengan 'memalak' para tenaga honorer.
Dalam Laporannya, Syam Arif Sunardi menyebutkan sebanyak 78 tenaga honorer K2 di lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Bone dijadikan objek pungli dengan iming-iming dapat lolos atau terangkat menjadi CPNS.
"Kemarin (Senin, 25/9/2017) saya sudah menyampaikan laporan dugaan pungli tersebut, langsung ke Pak Kajari," tutur Syam Arif Sunardi.
Dia membeberkan, dugaan pungli oleh oknum pejabat Dinas Kesehatan Bone tersebut berdasarkan pengakuan salah satu honorer K2 berinisial Ka yang didengar langsung oleh Syam Arif Sunardi.
Kepada Syam Arif, Ka mengaku, uang yang dibayarkan sebanyak Rp60 Juta terpaksa dikembalikan lantaran dirinya tidak lolos. Selain Ka, ada juga 2 honorer lainnya yang bernasib sama, namun difasilitasi oleh AP, mantan anggota DPRD Bone.
"Semuanya ada 78 orang, tapi yang lolos kan hanya 72 orang. Yang tidak lolos tetap dia terima, tapi dikembalikan uangnya agar kesannya terlihat murni," bebernya.
Dia meminta, agar penegak hukum mengusut dugaan pungli tersebut sebab masalah ini jelas akan merugikan banyak pihak.
"Coba kita kalkulasikan setiap honorer membayar Rp60 juta kali 72 orang maka jumlahnya Rp4,3 miliar. Uang sebesar itu masuk ke kantong pribadi sementara pihak lain diresahkan," pungkasnya.
Kajari Bone, Natsir Hamzah, yang menerima langsung laporan tersebut masih enggan memberikan keterangan pada media. Bahkan dengan nada tinggi, dia menolak awak media untuk mengambil gambar.
"Tidak usah di foto nanti jadi viral lagi aplagi saat ini masih tahap penyerahan laporan," tandasnya. (Rasul)