RAKYATSATU.COM, SOPPENG - Bupati Soppeng Andi Kaswadi Razak, meluncurkan Gerakan “Soppeng Bebas Ancaman Tinja” (SoBAT). Peluncuran Gerakan dilakukan bersamaan dengan malam syukuran dan resepsi kenegaraan dalam rangka peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke 47 di Lapangan Gasis Watansoppeng, Kamis (17/8) malam.
Dikatakan, Gerakan SoBAT bertujuan untuk menuntaskan angka Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di Kabupaten Soppeng tahun 2018. Sampai dengan tahun 2017, angka BABS di Kabupaten Soppeng masih sebanyak 4.750 Kepala Keluarga (KK) atau sama artinya dengan 23.750 orang yang masih melakukan BABS. Jika target ini tercapai tahun depan, Kabupaten Soppeng akan menuntaskan BABS lebih cepat daripada target nasional Akses Universal yang mencanangkan bebas BABS tahun 2019.
“Kalau memang bisa dituntaskan tahun 2018, kenapa harus menunggu 2019? Tidak ada yang sulit, asal kita mau. Syaratnya hanya mau, itu saja. Maka saya minta kepada jajaran di Pemkab Soppeng untuk saling kerja sama agar kita bisa tuntas tahun depan,”tandasnya.
Kaswadi menegaskan, untuk Gerakan SoBAT pihaknya menyiapkan skenario penanganan multi stakeholders, dengan melibatkan berbagai pihak baik pemerintah, pihak swasta maupun masyarakat. Dalam pelaksanaan Gerakan SoBAT tersebut, langkah awal di tahun 2017 ini pihaknya melakukan pembangunan jamban dan tangki septik melalui program hibah air limbah setempat untuk keluarga miskin. Dari program tersebut akan tuntas 900 KK.
“Sebanyak 900 keluarga tahun ini sudah bebas BABS. Angka tersebut ditangani dari hibah air limbah setempat sebanyak 600 keluarga dan 300 keluarga dari air limbah sistem komunal,”lanjutnya.
Di luar mekanisme pendanaan program APBN atau APBD, Kaswadi menyampaikan akan segera merangkul potensi pendanaan lain seperti CSR pihak swasta, anggaran desa dan kelurahan maupun sumber pendanaan alternatif lainnya. Pihaknya telah menghitung kebutuhan anggaran dan membagi peran ke para pihak untuk berpartisipasi menuntaskan BABS melalui Gerakan SoBAT. Oleh karena mekanisme kerja bersama stakeholders itulah, pihaknya optimis Gerakan SoBAT akan dapat mencapai tujuannya di tahun 2018.
Sementara itu, Kepala Bappelitbangda, Dipa menambahkan, Gerakan SoBAT dilatari keprihatinan lintas OPD yang tergabung dalam Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten Soppeng atas kondisi masih besarnya angka BABS. Lambatnya penuntasan BABS di Soppeng, lanjutnya, disadari karenaa penanganan sanitasi, khususnya pengelolaan tinja di Kabupaten Soppeng masih parsial dan belum terintegrasi dalam sebuah gerakan.
“Gerakan SoBAT menjadi alternatif gerakan untuk mempercepat penuntasan BABS. Dukungan penuh dari Bapak Bupati mempercepat proses internalisasi di lingkungan OPD dan akan semakin mempermudah pelaksanaan gerakan ini. Proses berikutnya adalah menjaring dukungan dari stakeholders di luar pemerintah daerah,”ujarnya. Kondisi ini menggambarkan besarnya tekad Pemerintah Kabupaten Soppeng untuk memberi kemudahan bagi masyarakat untuk dapat memiliki akses sanitasi yang layak.
Dipa menambahkan, dalam proses penyiapan Gerakan SoBAT, pihaknya didukung penuh oleh program Urban Sanitation Development Program (USDP). Sejak awal tahun 2017 USDP telah memberikan bantuan teknis kepada Pemerintah Kabupaten Soppeng khususnya melalui Pokja Sanitasi. Dikatakan, USDP adalah program dari Pemerintah RI yang bekerjasama dengan Kedutaan Besar Belanda di Indonesia untuk meningkatkan layanan sanitasi berkelanjutan. (Rls)